Monday, October 26, 2015

Benteng Marlborough Yang Impresif

Gerbang utama benteng Marlborough

Terakhir kali di-update: 23 Juli 2023

Saat berkunjung ke kota Bengkulu untuk liburan atau bisnis, ada banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari pantai-pantainya yang  indah hingga situs-situs bersejarah yang saling berdekatan dan mudah untuk dicapai. Di sudut pelabuhan tua, benteng Marlborough dapat menjadi suatu media bagi para pengunjung untuk lebih mengenal Bengkulu.

Berada di atas sebuah bukit yang berhadapan dengan Samudra Hindia benteng Marlborough merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Benteng yang berbentuk bintang ini berdiri sebagai peninggalan penjajahan Inggris. Berawal dari tahun 1714 dengan dinding-dindingnya yang berdiri kokoh hingga sekarang, benteng Marlborough  merupakan sebuah penggalan sejarah yang impresif dan terawat dengan baik, benteng ini memiliki reputasi sebagai benteng terkuat yang dibangun oleh Inggris di timur setelah benteng George di Madras (sebuah kota di India Selatan).  Benteng ini memiliki struktur datar dengan 4 bastion berbentuk segitiga yang dirancang untuk saling melindungi antar bastion, dan dikelilingi oleh parit pertahanan.  Gerbang masuk utama menuju benteng dilindungi oleh sebuah ravelin (bangunan pertahanan berbentuk segitiga yang berada di depan kastil atau benteng). 

Selain terdapat beberapa batu nisan Inggris di bagian ravelin yang menceritakan kisah pilu, benteng ini juga menyimpan beberapa ukiran tua, foto-foto tua, salinan korespondensi resmi  dari masa pemerintahan Inggris di Bengkulu (1714 -1824). Di bagian dalam benteng, Anda dapat melihat beberapa meriam antik VOC Belanda abad ke-18, sebuah terowongan yang terhubung dengan bagian luar benteng dan juga ruang tahanan di mana Belanda pernah beberapa saat memenjarakan  Soekarno (yang di kemudian hari menjadi presiden pertama Indonesia) semasa pengasingan beliau di tahun 1939 – 1942.

Benteng Marlborough - sebuah peninggalan kolonial Inggris
Benteng Marlborough buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore, biaya masuk bagi pangunjung dewasa Rp. 5.000 dan anak-anak Rp. 3.000 per orang (Juli 2023). Benteng Marlborough mudah untuk dicapai, benteng ini terletak di Jl. Ahmad Yani, tepatnya di sebelah kiri pasar Baru Koto dan berhadapan dengan pantai Tapak Paderi. Dari kawasan hotel pantai Panjang, para penganjung bisa naik angkot kuning jurusan Kampung dengan ongkos Rp. 4.000 per orang, atau sekitar 30 menit  jalan kaki untuk sampai ke benteng.

Berwisata ke benteng Marlborough juga memungkinkan para pengunjung untuk menikmati obyek-obyek wisata menarik lainnya yang berada di sekitar kawasan benteng, seperti pantai Tapak Paderi, monumen Thomas Parr, bangunan tua Kampung Cina, dan bangunan residen Inggris yang sekarang digunakan sebagai rumah dinas gubernur Bengkulu. Benteng Marlborough saat ini dianggap sebagai obyek wisata sejarah utama yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota Bengkulu. Note: beberapa bagian benteng dapat mempengaruhi tingkat aksesibilitas bagi para penyadang cacat.


Sejarah Singkat Benteng Marlborough

Sejarah Awal (1685 – 1714)
Permintaan pasar akan rempah-rempah yang meningkat di Eropa membuat East India Company (EIC) memperluas kegiatannya di timur dan sebagai hasilnya sebuah pos perdagangan “The Honourable East India Company’s Garrison on the West Coast of Sumatra” didirikan di Bencoolen (sekarang Bengkulu) pada tahun 1685 untuk mendapatkan lada. Pada tahun yang sama, perusahaan EIC membangun sebuah benteng kecil yang dinamakan Fort York dan perusahaan ini juga menyediakan kekuatan militer kecil untuk melindungi properti dan pegawai sipil perusahaan. Karena tingginya angka kematian di benteng York yang disebabkan oleh penyakit seperti kolera, malaria dan disentri, serta semakin memburuknya kondisi benteng York, maka pada tanggal 27 Februari 1712, Joseph Collet yang menjabat sebagai Gubernur British Bencoolen dari tahun 1712 hingga 1717, yang juga menjabat sebagai pimpinan the Honourable East India Company’s Garrison on the West Coast of Sumatra, menulis surat kepada Dewan Direksi EIC di London untuk memperoleh izin mendirikan sebuah benteng baru dan merelokasi pos perdagangan. Joseph Collet diizinkan mendirikan sebuah benteng baru di tahun 1714, dan pada tahun yang sama Fort York ditinggalkan. Setelah Fort York ditinggalkan, benteng ini hancur menjadi puing-puing dan tidak bisa bertahan hingga sekarang.

Pembangunan Benteng Marlborough (1714 -1719)
Salah satu meriam VOC Belanda di benteng Marlborough
Di tahun 1714, setelah pengosongan Fort York, pos perdagangan EIC direlokasi dari Fort York ke Carrang (sekitar 2 mil atau 3,2 km dari Fort York) yang sekarang merupakan sebuah kawasan antara Kebun Keling dan Kampung Cina. Di bawah pemerintahan Joseph Collet, EIC mulai membangun sebuah benteng di sebuah situs militer baru yang strategis. Joseph Collet memberi nama benteng baru tersebut Fort Marlborough untuk menghormati John Churchill, duke pertama Marlborough, salah satu jenderal terbesar Inggris, yang memimpin Inggris dan tentara sekutu dalam memperoleh kemenangan penting atas Louis XIV dari Perancis, terutama di Blenheim (1704), Ramillies (1706), dan Oudenaarde (1708).
   
Konstruksi benteng yang berbentuk bintang dengan bastion berbentuk segitiga di setiap sudutnya dimulai tahun 1714 dengan menggunakan tenaga narapidana, penduduk lokal dan tenaga kerja India. Pekerjaan konstruksi di bulan April 1715 sebagian besar terdiri dari konstruksi awal pada dinding-dinding pertahanan yang menggunakan tanah dan batu bata tebal, parit kering, dan platform meriam di atas bastion. Benteng ini memiliki struktur datar terdiri dari empat bastion berbentuk segitiga yang dirancang untuk saling melindungi satu sama lain, yang mana dua dari bastion tersebut mengarah ke Samudra Hindia di sebelah barat, untuk memberikan perlindungan pada area pendaratan di luar benteng. Pembangunan Fort Marlborough yang juga dikenal sebagai Bencoolen garrison sebagian besar selesai dikerjakan di tahun 1719 dan kemudian benteng ini menjadi pusat kekuasaan dan pengaruh Inggris di berbagai bagian pantai barat Sumatera hingga tahun 1824.

Serangan-serangan Terhadap Benteng Marlborough
Pada tahun 1719, benteng Marlborough ditinggalkan oleh warga Inggris karena banyak terjadinya konflik dengan penduduk lokal di pos-pos EIC dan sebuah serangan terhadap benteng Marlborough, konflik juga memaksa penduduk Inggris untuk melarikan diri ke Madras - India. Tidak lama setelah benteng ditinggalkan, penduduk Inggris kembali lagi ke Bencoolen pada tahun 1724 setelah diadakan sebuah perjanjian dengan para penguasa lokal.

Kiri ke kanan: makam Kapt. Rebert Hamilton,
Gubernur Jendral British Bencoolen Thomas Parr,
dan sekretaris Parr - Charles Muray  
Pada tahun 1760, saat Perang Tujuh Tahun, pasukan ekspedisi Perancis di bawah komando Charles Hector, comte d'Estaing merebut benteng Marlborough dan menggunakan benteng ini sebagai basis untuk menyerang dan menundukkan pemukiman-pemukiman Inggris lainnya di pantai barat Sumatera. Sebelum kembali ke Mascarenes Charles Hector menyerahkan kembali benteng Marlborough kepada Inggris dengan imbalan uang tebusan dari pihak Inggris. Sebuah serangan langsung yang dilakukan oleh penduduk lokal terhadap benteng Marlborough terjadi lagi pada tahun 1793, tapi pasukan pertahanan Inggris mampu menghalau serangan tersebut. 

Sebagai konsekuensi dari Anglo-Dutch Treaty of London, yang ditandatangi pada 17 Maret 1824, pemukiman Inggris di wilayah pantai barat Sumatera diserahkan kepada pihak Belanda yang mengakibatkan terjadinya penarikan pasukan East India Company dari benteng Marlborough dan Bencoolen untuk selamanya di tahun 1825. Penyerahan Bencoolen (sekarang Bengkulu) kepada kekuasaan kerajaan Belanda di bawah Perjanjian Anglo-Dutch menandai akhir dari 140 tahun kekuasaan Inggris di Bengkulu.

Benteng Marlborough setelah Inggris Keluar dari Sumatera
Setelah pasukan East India Company pergi, Belanda mulai mengambil kendali benteng Marlborough di tahun 1825. Belanda memperkuat benteng Marlborough dengan 60 serdadu pada tahun 1837. Belanda terus menduduki benteng hingga tahun 1942. Setelah jatuhnya Sumatera ke tangan Jepang, benteng ini kemudian diduduki tentara Jepang dari tahun 1942 hingga 1945. Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945 benteng ini kembali diduduki sebentar oleh Belanda, dan kemudian benteng ini digunakan oleh tentara dan polisi Indonesia hingga akhir tahun 1970. Benteng Marlborough direnovasi di akhir tahun 1980-an dan kemudian dibuka untuk umum. Sekarang, benteng Marlborough berfungsi sebagai obyek wisata, museum, dan pusat penelitian.


Glosarium

Bastion adalah sebuah struktur dari benteng atau bangunan pertahanan yang dibangun di sudut garis dinding, yang memungkinkan tembakan pertahanan dapat dilakukan dari beberapa arah.

The East India Company (EIC), dikenal juga dengan the Honourable East India Company (HEIC) atau the British East India Company  merupakan perusahaan persekutuan saham Inggris, dibentuk pada 31 Desember 1600 untuk mengejar perdagangan dengan Hindia Timur (atau sekarang Asia Tenggara Maritim) namun pada akhirnya sebagian besar EIC berdagang dengan subkontinen India dan Qing Cina.

Ravelin adalah fortifikasi segitiga atau bagian luar benteng yang terpisah, terletak di depan interior benteng (dinding tirai dan bestion). Awalnya disebut demi-lune, ravelin ditempatkan di luar sebuah kastil dan di seberang tirai fortifikasi.


Referensi:
Britannica Concise Encyclopedia 
http://en.wikipedia.org/wiki/Fort_Marlborough
http://wftw.nl/bencoolen/bencoolen.html

Jika Anda ingin menggunakan foto-foto yang ada di blog ini silahkan email ke kurt_reyhans@yahoo.com

Foto-foto benteng Marlborough

Barak militer Inggris abad ke-18 di benteng Marlborough
Meriam pertahanan ini dirancang untuk bisa menembak dari celah dinding benteng
terhadap kapal-kapal yang mendekati benteng
Bagian sudut kiri bastion dan ravelin benteng Marlborough
Meriam Belanda buatan tahun 1838 di salah satu bastion 
Pemandangan saat sunset dari tangga bastion
Bastion benteng Marlborough yang berbentuk mata anak panah
Dibangun di atas bukit yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia
Benteng Marlborough, objek wisata sejarah utama
yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bengkulu
Batu nisan Deputi Gubernur Richard Watts Esq. (meninggal 17 Desember 1705)
yang berada di bagian ravelin
Batu nisan Deputi Gubernur II George Shaw (meninggal 25 April 1704)
yang berada di bagian ravelin

Benteng Marlborough - Berjalan Melewati Waktu

Foto: Adriansyah Putera & Peter Kimball
Kontak: kurt_reyhans@yahoo.com

Wednesday, October 14, 2015

Lake Mas Bestari - Fun Nature Walks

It offers fun hikes with gorgeous mountain views
This article has been updated on June 29th, 2021
Lake Mas Bestari which has complete name lake Mas Harun Bestari is a small lake located in a nice location where visitors can easily get there from Curup and Lubuk Linggau or to some of the nearby sites they want to visit. The lake is surrounded by gorgeous views of Bukit Barisan Mountains. There are simple -mid range hotels near the lakeside for those who want to escape the city for a night or two. 

Mas Bestari lakeside has some good places to relax for visitors. For those who love hiking, the surrounding area of the lake offers a scenic hike (around 3 km/1.8 miles, easy hike) along the lakeside and the rows of hilly vegetable gardens. Early morning or late afternoon when the air is pleasantly cool is the best time for lakeside walks or hikes. It usually takes around an hour or so to hike around the lake. It is possible for visitors to rent a boat for boating the surroundings of the lake. Also, don’t miss another pleasure, capture beautiful sunrise/sunset images from the lakeside or from one of the surrounding hills! You have to go home with nice images and a smile spreads across your face, post-process your images to produce really sweet images, and then upload them. 

Mas Bestari lakeside at sunrise
Location: It is located at the village of Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, Rejang Lebong district. Just go through Jalan Raya Curup – Lubuk Linggau around 18 km (11 miles) from the hill town of Curup, or around 2.5 hours drive from Bengkulu. To show the lake location on Google Maps click here!

Parking fee is Rp. 5,000 (US$ 0.34) for car.






More photos from my trip
Fun early morning hike at Mas Bestari lakeside area
Lake Mas Bestari at sunset

Photos by Adriansyah Putera and Sirly Utama