Wednesday, November 16, 2016

Titan Arum – Bunga Tertinggi Di Dunia

Titan arum baru mulai mekar
Terakhir diupdate: 9 Januari 2017

Hutan tropis provinsi Bengkulu juga merupakan suaka bagi Titan arum (Amorphophallus titanum) bunga paling tinggi di dunia dan mungkin paling berbau busuk, yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai bunga Kibut atau bunga Bangkai (bhs. Inggris carrion flower) karena baunya yang khas seperti bau bangkai hewan. Titan arum merupakan tumbuhan tropis asli Sumatera. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Italia Odoardo Beccari di pulau Sumatera – Indonesia pada tahun 1878. Saat ini, tumbuhan ini masuk ke dalam daftar ‘rentan’ oleh Persatuan Konservasi Alam Internasional atau the International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Nama Titan arum pertama kali diketahui dipakai oleh seorang penyiar dan naturalis asal Inggris Sir David Attenborough untuk menunjukan tanaman tropis raksasa ini saat proses pengambilan gambar the Private Life of Plants series untuk tanyangan serial TV BBC pada tahun 1993. Attenborough merasa jika selalu menggunakan nama Latin Amorphophallus titanium (arti: penis besar yang cacat) untuk tumbuhan ini pada tanyangan serial TV BBC yang popular akan menjadi tidak pantas di mana para pemirsa bisa merasa tidak nyaman atau bahkan mungkin tersinggung oleh nama ilmiah tumbuhan tersebut.

Titan arum atau Kibut mengeluarkan bau bangkai
Titan arum yang memiliki bentuk seperti bunga bakung, atau yang juga dikenal dengan sebutan bunga Kibut merupakan tumbuhan yang sangat langka dan unik. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di hutan tropis primer yang belum mengalami gangguan ekologis yang signifikan dan tumbuhan ini memerlukan waktu pertumbuhan vegetatif selama 7 – 10 tahun sebelum mekar untuk pertama kali. Bunga Titan arum berwarna jerau/merah darah, memiliki benang sari besar berwarna kuning yang menonjol keluar dari intinya, saat Titan arum mekar bunga spektakuler berbentuk pancang ini bisa setinggi lebih dari 2 meter (6,5 kaki). Titan arum mengeluarkan bau yang sangat busuk karena saat bunga terbuka semua, tumbuhan ini menjadi panas dan memancarkan aroma busuk yang menarik bagi serangga penyerbuk. Titan arum mekar hanya sekitar 2 atau 3 hari sebelum tumbang. 

Titan arum dapat ditemukan di beberapa kawasan di dalam hutan hujan provinsi Bengkulu, biasanya di kabupaten Kepahiang (60 km atau 37 mil dari kota Bengkulu) dan di Taba Penanjung (45 km atau 28 mil dari kota Bengkulu) di lereng-lereng Pegunungan Bukit Barisan yang berada di ketinggian 120 – 365 meter (394 – 1.194 kaki) di atas permukaan laut, kedua kawasan ini merupakan kawasan yang paling mudah diakses dekat dengan jalan utama setengah perjalanan antara Bengkulu dan Curup. Saat ini Titan arum merupakan salah satu lambang flora Bengkulu.

Klasifikasi ilmiah                                                      Click here for the English version of this post
Kerajaan: Plantae
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Subfamili: Aroideae
Genus: Amorphophallus
Spesies: A. titanium
Nama ilmiah: Amorphophallus titanium
Lebih non-formal tumbuhan ini juga disebut Titan arum, Kibut, atau bunga bangkai.

Fakta-fakta menarik tentang Titan arum
Titan arum - bunga tertinggi di dunia
  • Saat bunga terbuka penuh, Titan arum mengeluarkan bau bangkai yang sangat menyengat untuk menarik serangga penyerbuk seperti kumbang pemakan bangkai dan lalat daging (Sarcophaga).
  • Tumbuhan ini jarang mekar di dalam area kultivasi namun Pak Holidin, seorang hortikulturis, telah memiliki tingkat keberhasilan yang luar biasa dalam membudidayakan beberapa Titan arum untuk diperlihatkan di desa Tebat Monok, kabupaten Kepahiang, Indonesia.
  • Titan arum tumbuh dari umbi bawah tanah yang dapat memiliki berat hingga 70 kg (150 pon) dan umbi ini mampu tetap tidur/hibernasi selama 1 hingga 3 tahun.
  • Umbi Titan arum menghasilkan daun dan bunga di waktu yang berbeda.
  • Nama ilmiah Amorphophallus titanum (dari kata Yunani Kuno amorphos + phallos, dan titan) yang artinya “penis besar yang cacat” yang mana dapat membuat sebagian orang merasa tidak nyaman atau bahkan tersinggung dengan nama ilmiah tumbuhan tersebut. Nama umumnya dalam bahasa Indonesia, bunga bangkai, karena baunya yang mengingatkan orang dengan bau bangkai. 

Referensi: 
www.bbc.co.uk/nature/life/Titan_arum#intro
en.wikipedia.org/wiki/Amorphophallus_titanum

Foto-foto Titan arum 

Bunga Titan arum berwarna jerau ungu, memiliki benang sari besar berwarna kuning
yang menonjol keluar dari intinya
Perlu waktu 7 - 10 tahun untuk tumbuh sebelum mekar pertama kali 
Melihat Titan arum di desa Tebat Monok - kabupaten Kepahiang
Tunas bunga kibut/Titan arum
Titan arum bisa mencapai tinggi lebih dari 2 m (6,5 kaki)
Titan arum mekar, Tebat Monok - Kepahiang 2 Jan 2017

Lokasi pengambilan foto Tebat Monok, Kepahiang - Indonesia
Photos by: Adriansyah Putera, Sirli Adriansyah & Kaneko Kenji

Sunday, October 30, 2016

Lake Suro Offers Scenic Places to Paddle and Explore

Lake Suro in the late afternoon
This post has been updated on July 14th 2018

     As Kepahiang district is still struggling to warm up, it looks more and more inviting as one of road trip gateways in Bengkulu province which is filled with beautiful and fascinating natural features. When visiting Kepahiang district for one day or more, you must include at least a visit to the lake Suro. The lake Suro (locally known as danau Suro) is truly one of the hidden gems in Kepahiang district. There is so much natural beauty around the lake Suro has to offer, whether you want to just wind down and soak up the views or enjoy some of the outdoor activities on and off the water. 

Fun Things to Do
     For an interesting and fun experience of the lake Suro life and its surrounding rainforests, try to visit here either early or late in the day. If you just want to enjoy the attractive natural surroundings from water, take a refreshing river raft tour for Rp. 10,000 per person (about US$ 0.70 - July 2018) from the dock near the entrance. If you love kayaking, bring your kayak along, the lake Suro which also known as “Wisata Musi Indah” offers scenic places to paddle and explore. Don’t forget to take your camera to capture your personal experience, the lake and river activity. 

A hanging bridge to the off the beaten path hikes
     Tired of visiting water-based attractions? Try some of the off the beaten path hikes! For those who love hiking and nature walk, the villages and the surrounding forests near the lake Suro offer fun nature walks which will allow you to touch and look at the beauty of nature, and develop a strong connection with the local natural environment as you walk along the trails. Keep in mind that many of trails are rather challenging and it is recommended to take a guide or a GPS for hikers who want to venture into the forest interior. Ask the guards or the small restaurant owner near the main entrance if you need a guide.

Entrance & Parking Fee
     There is a per vehicle entrance and parking fee, Rp. 5,000 (about US$ 0.35) for a motorcycle and Rp. 10,000 (about US$ 0.75) to Rp 20,000 (about US$ 1.39) for a four- (or more) wheeled vehicle depending on the number of passengers. Legal permits are not required for regular noncommercial day hikes.

Warning: visitors need to be careful when trying to cross the hanging bridge near the entrance as the walkway is poorly maintained, there are too many broken planks. Take a guide for hikers who want to venture into the forest interior! 

Location: the lake Suro is near the Musi Ujan Mas hydroelectricity plant about 16 km (10 mi) from the city of Kepahiang or about 70 km (43 mi) from Bengkulu city. Find the Danau Suro location on Google Maps.

The lake Suro and its surrounding rainforests

     Hope this post can help you plan your trip and get an idea about one of the places you should think about exploring in Kepahiang district. Happy travels!!!!!

Let’s help each other!
     Let’s make this post available in various languages! Translating this post can help more readers in your language to understand this post. If you would like to translate this post into your language or if you need help to translate some of your posts into Indonesian, please send me an email to kurt_reyhans@yahoo.com

Text and photos by: Adriansyah Putera

Saturday, December 26, 2015

Tracking Megalithic Sites in the Pasemah Highlands

Tegur Wangi site
Last update: November 24th, 2017

The Pasemah Highlands with its main city Pagaralam, geographically located in Pagaralam district, South Sumatra province - Indonesia. The highlands are famous for the mysterious megalithic remains. Many ancient sites are to be found here surrounded by dramatic highland scenery that provide the jewels of prehistory. The Megalithic monuments were set in place around 3000 years ago, but archaeologists still don’t know why and who erected them. The following Megalithic sites are all within a 20 km/12 mile radius of the main town of the highlands Pagaralam: Tinggi Hari, Atung Bungsu, Tebing Tinggi, and Tegur Wangi site. 

The megaliths are by far the best known archaeological attraction of the Sumatran highlands, and fall into two different styles. The early style dates from almost 3000 years ago and features fairly simple figures squatting with hands on knees or arms folded over chests. The later style, incorporating expressive facial features, dates from about 2000 years ago and is far more elaborate.

In the middle of the plantations you can find stones statues (some take a bit of seeking out) with a variety of shapes, carvings, and sizes. Tegur Wangi site (8 km 5 ml from Pagaralam) has four squat statues that sit under a small shelter, several dolmens (a type of single-chamber megalithic tomb).

Is it necessary to hire a local tour guide to track down the megalithic sites?
Travelling to a new rural area in Sumatra including the Pasemah highlands is not always as fun as the travelogues on websites.  It can be very difficult to find the megalithic sites without a local guide as some sites are "hidden" in the middle of the plantations. It would be wise to hire a local guide if you want to save your time and to reduce language barriers. Besides that, an educated local guide can offer a depth of experience and knowledge to which no guidebook will come even close. If you need a guide and arranged tour to the Megalithic sites and other sites off the beaten track within the Pasemah Highlands, you can contact  Wild Sumatra Tour or Air Langkap Wisata in Bengkulu city, or head to the Pagaralam tourism office in the city of Pagaralam. If you decide to hire a local guide from a hotel in Pagaralam, always ask for proper identification before dealing with him/her.   

One of megalithic remains in Pagaralam
Getting there and around:
There are frequent buses and public vans to Pagaralam from Bengkulu ( 4 – 5 hrs, Rp. 120,000), Lahat (2 hrs, Rp. 25,000), Palembang (5 hrs, Rp. 70,000), Bandar Lampung (9 hrs, Rp. 275,000). There are public transports to the villages near Pagaralam from the town center. Local services cost from Rp. 3,500 to Rp. 10,000.

Hope it helps.

Photos by Adriansyah Putera

Friday, December 18, 2015

Bunga Terbesar Di Dunia - Rafflesia arnoldii

Rafflesia arnoldii, tumbuhan langka, parasit, tanpa akar dan tanpa daun
Click here for the English version of this post
Terakhir di-update 30 Maret 2018

Species yang terancam punah - Selamatkan Rafflesia !!!
Hutan hujan tropis provinsi Bengkulu merupakan suaka baik bagi bunga terbesar di dunia – Rafflesia arnoldii, maupun bunga tertinggi di dunia, yang secara lokal dikenal sebagai bunga Kibut atau bunga Bangkai (nama ilmiahnya Amorphophallus Titanum). Ada sekitar 28 spesies bunga Rafflesia, dan Rafflesia arnoldii merupakan spesies yang terbesar. Bunga Rafflesia arnoldii dapat mencapai diameter hampir satu meter (3 kaki) dan dengan berat bunga hingga 11 kg (24 pon). Kelopaknya tumbuh hingga sepanjang 50 cm (20 inci) dan tebal 2,5 cm (1 inci). Karena kelangkaannya, Rafflesia arnoldii dianggap terancam punah. 

Rafflesia arnoldii yang secara lokal dikenal dengan sebutan “bunga Rafflesia” merupakan salah satu puspa yang dilindungi oleh hukum di Indonesia. Rafflesia arnoldii tumbuhan yang sangat langka dan unik karena tidak memiliki daun, batang atau akar dan bahkan tumbuhan ini tidak memiliki klorofil. Oleh karena itu tumbuhan ini harus hidup sebagai parasit yang menggunakan jaringan tumbuhan merambat Tetrastigma sebagai inangnya untuk mendapatkan nutrisi dan air. Rafflesia arnoldii bukan tumbuhan karnivora, tumbuhan ini sedikit berbau seperti daging busuk hanya untuk menarik perhatian serangga yang kemudian menyerbuki bunga lainnya. Tunas Rafflesia arnoldii butuh berbulan-bulan untuk tumbuh berkembang dan bunganya dapat tetap mekar hingga 14 hari. Rafflesia arnoldii biasanya dapat ditemukan selama musim hujan antara bulan Juni - Desember. Tumbuhan parasit yang sensitif ini tumbuh hanya sekali setahun di hutan hujan tropis primer yang belum terganggu.

Tunas Rafflesia arnoldii perlu berbulan-bulan untuk berkembang
Informasi Sejarah
Rafflesia arnoldii ditemukan oleh Letnan Inggris bernama Sir Thomas Stamford Bingley Raffles yang telah ditunjuk untuk menjabat posisi Gubernur British Bencoolen (saat ini dikenal sebagai Bengkulu) dan ahli botani Inggris Dr. Joseph Arnold ketika mereka tiba di Lubuk Tapi - Bengkulu Selatan pada bulan Mei 1818. Nama kedua orang tersebut - Raffles dan Arnold – kemudian digunakan untuk memberikan nama botani atau ilmiah untuk tumbuhan tersebut. Rafflesia arnoldii sekarang menjadi simbol resmi provinsi Bengkulu.

Lokasi:
Rafflesia arnoldii, bunga terbesar di dunia dapat ditemukan di banyak kawasan dalam hutan Provinsi Bengkulu, biasanya di Kecamatan Taba Penanjung - Kabupaten Bengkulu Tengah (45 km atau 28 mil dari kota Bengkulu) dan di Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, di lereng Pegunungan Bukit Barisan yang paling mudah dicapai karena dekat dengan jalan lintas di pertengahan antara kota Bengkulu dan kota Curup. Rafflesia arnoldii juga dapat ditemukan di beberapa lokasi lainnya di provinsi Bengkulu yaitu:
  • Pagar Gunung – Kabupaten Kepahiang.
  • Talang Ulu, pemandian air panas Suban, dan Taba Rena – Kabupaten Rejang Lebong.
  • dan desa Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Rafflesia arnoldii raksasa yang langka
Informasi Spesies:
Nama lengkap: Rafflesia arnoldii R.Br.
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Rafflesiaceae
Genus: Rafflesia


Jika Anda ingin menggunakan foto-foto dari blog ini, silahkan email ke kurt_reyhans@yahoo.com

Lokasi pengambilan foto di Taba Penanjung dan Tebat Monok, Provinsi Bengkulu. 
Foto oleh Peter Kimball, Jeff Clairmont, dan Adriansyah Putera.


Anda mungkin tertarik untuk membaca:


Ekstra foto Rafflesia arnoldii
Anda butuh keberuntungan untuk melihat Rafflesia yang sangat langka
Bunga terbesar di dunia - Rafflesia arnoldii
Setelah beberapa hari mekar secarah penuh, bunga unik ini mulai membusuk
Tanpa akar dan daun, bagian yang terlihat hanya bunga


Bunga rimba yang eksotis - Rafflesia arnoldii
Kontak: kurt_reyhans@yahoo.com